
GORONTALO – Farel (11) siswa SD Muhammadiyah, Kota Utara, Kota Gorontalo baru 2 hari mengiris serat lain untuk membuat sulaman karawo. Berbekal midangan, kain, jarum dan silet ia pilih serat kain yang hendak dipotong.
Sesekali seorang wanita paruh baya mengarahkan cara yang mudah untuk mengiris serat agar tidak rusak. Farel tidak sendiri, ada Nurfadila (12), dan Nisa (9) dan seorang gadis kecil yang juga sama-sama pakai seragam sekolah, mereka bergantian melakukan pengirisan, penyulaman dan mengikat serat kain.
Siswa sekolah dasar ini sedang menyelesaikan pola motif geometris di ajang Mokarawo Traditional Handmade atau lomba mengiris, menyulam dan mengikat yang diikuti banyak kelompok wanita pengrajin sulam karawo.
Para siswa ini tidak ikut lomba, keterampilan ini adalah eksibisi untuk memeriahkan Mokarawo Traditional Handmade di Bele li Mbui, salah satu rangkaian Gorontalo Karnaval Karawo (GKK).
“Kami hanya memperlihatkan bahwa pembinaan sulaman karawo pada anak-anak ini benar-benar kami lakukan,” kaya Delvi Akase, staf Dinas Perindustrian Kota Gorontalo, Jumat (4/10/2019).
Delvi Akase menjelaskan sejak 2 tahun Pemerintah Kota Gorontalo melalui Dinas Perindustrian memprogramkan pembinaan sulaman karawo pada siswa sekolah dasar. Diakuinya oembinaan ini tidak intensif dengan mengenalkan kemampuan dasar membuat sulaman seperti mengiris serat lain, menyulam dan mengikat. Pekerjaannya pun masih sekitas pembuatan pola yang sederhana.
“Kami senang membuat karawo, tidak susah tapi juga tidak boleh cepat-cepat,” kata Farel.
Mokarawo Traditional Handmade merupakan bagian dari pesta besar Gorontalo Karnaval Karawo, salah satu dari 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata.
Dalam lomba ini diikuti puluhan peserta dari kelompok-kelompok usaha sulam karawo di Gorontalo.
“Kami terus mendorong tumbuh kembangnya kerajinan tradisional Gorontalo ini melalui bidang Ekonomi Kreatif,” kata Rifli Katili, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo.
Upaya pemuliaan kerajinan ini dilalukan dengan pembinaan dan pelatihan, yang pada akhir kegiatan adalah pesta kaum pengrajin karawo, Gorontalo Karnaval Karawo.
Tekad Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Pariwisata dalam memajukan kerajinan ini dilalukan dengan kolaborasi dengan berbagai instansi seperti Bank Indonesia dan Dinas Perindustrian.
“Gorontalo Karnaval Karawo adalah sarana mengenalkan sulaman ini kepada dunia,” kata Ivone Reane Larekeng, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata.
Ivone Larekeng yakin, upaya mengenalkan sulaman tradisional ini terus dilalukan melalui banyak cara, menggelar festival, promosi online dan offline dan jalur lainnya.