
GORONTALO – Salah satu bagaian Calendar of Event Kementerian Pariwisata, Gorontalo Karnaval Karawo (GKK) dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam satu rangkaian acara yang terpadu.
Kegiatan hari ketiga pelaksaan GKK adalah lomba meyulam atau Mokarawo Traditional Handmade yang dilaksanakan di Bele li Mbui, Kota Gorontalo, Jumat (4/10/2019).
Selain untuk mempromosikan Karawo sebagai sulaman khas Gorontalo, ajang bergengsi ini juga sebagai wahana untuk menggali kreativitas pengrajin.
Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Darda Daraba yang membuka kegiatan ini mengatakan, lomba menyulam karawo merupakan sarana mengajak pengrajin untuk meningkatkan keterampilan, mulai dari mendesain, mengiris serat kain, menyulam, dan mengikat.
“Keempatnya ini pasti membutuhkan keterampilan. Kalau keterampilan ini selalu di asah terus menerus maka karawo ini saya pastikan tidak kalah dengan kain kain lainnya,” kata Darda Daraba.
Darda berharap perlombaan ini bisa memberikan efek baik bagi pengembangan sulaman karawo di desa-desa dan perkotaan..
“Kalau ini bisa bagus, dapat meningkatkan keterampilan, bisa memperlihatkan hasil yang memuaskan. Tentunya kalau dipasarkan bisa laku di pasar lokal maupun internasional yang dampaknya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gorontalo,” kata Darda Daraba.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Rifli Katili mengatakan lomba MoKarawo Tradisional Handmade ini merupakan kegiatan yang ke-empat dari rangkaian pelaksanaan Gorontalo Karnaval Karawo 2019 yang mengusung tema “Wonderful Celebes”.
Kegiatan ini diharapkan agar para pengrajin ini menemukan pola yang baru sesuai dengan kebutuhan pasar dan layak untuk dijual. Karena Karawo ini tidak lagi milik orang Gorontalo tapi sudah meluas hingga ke mancanegara.
“Karawo menjadi kebanggaan untuk kita semua,” ujar Rifli Katili.
Rifli Katili mengatakan, ada yang menarik dari lomba ini, selain diikuti 44 pengrajin Karawo dari kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo, kegiatan ini juga mengikutsertakan anak-anak Sekolah Dasar dan SMK.
“Mereka (anak sekolah) bukan peserta tapi diikutkan untuk memotivasi anak-anak yang tujuannya agar mereka punya inovasi , kreativitas dan tidak terpaku pada motiv dan pola yang lama,” ujar Rifli Katili.
Untuk penilaian lomba ini dilihat dari aspek keindahan mengiris, keindahan menyulam dan keindahan mengikat.